pujangga autis

Aku mencoba menjahit kata demi kata, meski aku
tak tahu apa arti dari kata puisi itu. Menggores
dengan tangan kiri dan menghapusnya berkali-kali
dengan tangan kanan. Seperti goresan kata-kata dari
catatan harian seorang Sutardji Calzoum Bachri yang
lebih besar dari seorang Chairil Anwar.
Aku tak peduli kata-kata pada nantinya menjadi
kata pemberontakan radikal dan revolusioner yang
sama sekali tidak menyentuh hakikat bahasa. Tak
pulka peduli para penerjemah atau penafsir,
menyerap menjadi corong kultur dunia.
Mengibaratkan mata kiri dan mata kanan Indonesia
yang memberi ruang pada kultur etnik sebagai
representasi perwakilan dunia.
Aku menulis tak peduli engkau akan membaca atau
tidak. Aku menulis untuk diriku sendiri,
mewakilkan diriku untuk duniaku. Menunjukkan
diriku pernah ada dan meninggalkan goresan-
goresan kegelisahan. Goresan-goresan
kebimbangan. Goresan-goresan nafsu birahi.
Goresan-goresan tangis, tawa dan air mata.
Mewakilkan diriku pada bentukan kata-kata yang
menjadi kalimat-kalimat menjemukan.
Aku tau kalian akan susah menebak dan berharap
kalian akan mengeryitkan dahi berulang-ulang
sampai kalian menyerah untuk membacanya. Aku
lebih mengenal diriku sendiri. Mencoba menjadi
pujangga autis yang absurd, mencoba menampilkan
makna hidup dan manifestasi atas diriku sendiri.

perisai jiwa

inilah goresan tentang pertanyaan
goresan raga menjaga jiwa dari setan
melihat belakang tabir hitam menghujam
sayatan dosa menghantui masa kelam
masa kelam nan hitam masa lalu
kini ku coba merajai busuknya nurani
bertahan melawan hantaman sang hitam
kan terus ku derukan genderang perang
melawan nista yang terus menghadang
bentengi jiwaku dengan doa dalam diam
takakan ku ulangi masa lalu yg hitam
tak akan menyerah sebelum ku padam
tak akan ku lemah menantang masa depan
tegak berdiri dalam perisai jiwa ini
sampai nanti sang raga mati.

666

Fettered lust
Throw people away into sin
Iovely from heaven after death
Keep looking lust jerkle messy
Consciousness is no longer on the head
Only granules granules in the sin
Full of sorrow and tear- awaits
In the liver regret blazed across the chest
Because i have passions bound inward

langkah mati

dalam kesunyian terbuai sang kelam
bertahan ku melawan nafsu yg membelenggu
nafas panas mulai mengoyak raga
perang batinpun tak bisa ku elakan
mimpi penuh halusinasi trus menggoda
ku coba terus bertahan dalam kesabaran
langkahkan kaki ingin ku lari dan pergi
dari jiwa yg terbelenggu ini
namun ku sadari semuany hanya mimpi
karna langkahku tlah mati.

puisi dari surga

aku tlah sadarkan diri dari masa kelam
ku angkat jiwa dari lumpur hitam yg dalam
tak ingin ku terbakar dalam hasutan setan
dalam diam ku renungkan
tiada guna ku geluti lama bayangan hitam
dan akan ku segerakan perintah mu
dan akan ku jauhi semua larangan mu
karna aku ingin tidur abadi di surganu.

mati

aku adalah sepi
aku adalah sunyi
aku jualah hening itu
sadarkah kamu bahw aku
tlah lama mati membawa masa lalu
sadarkan aku dalam kegetiran
penuh luka dan keputus asaan
mengarungi masa depan yg teramat kelam
aku mati bersama sang hitam dalam diam
aku tlah hilang bersama sang kelam
aku tlah lama tak sadarkan jiwa